Kadis Pertanian Hendry: Tidak ada Beras Sintetis Beredar di Bukittinggi
BUKITTINGGI – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Hendri mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir mengonsumsi beras yang beredar di pasar, Dirinya menegaskan tidak ada beras sintesis (plastik) yang beredar di Kota Bukittinggi.
Hendry menjelaskan, saya ingin menyampaikan kepada masyarakat Kota Bukittinggi agar tidak khawatir mengonsumsi beras. Saya tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada beras plastik beredar di Bukittinggi.
“Terkait berita tentang adanya beras plastik atau sintetis beredar di Kota Bukittinggi hanya sebuah isu, diharapkan masyarakat jangan takut membeli beras di pasaran, pada hari Senin kemaren kita sudah menurunkan team bersama Camat untuk menemui Ibu Desi yang di duga menurut pengakuannya sakit setelah makan beras tersebut, selanjut kita bawa sampelnya dan mengadakan rapat serta berkordinasi dengan Provinsi dan Dinas kesehatan untuk mengecek ibuk Desi ini, ” ujarnya.
“Apakah ada kolerasi beras dengan penyakit ibu ini, sementara teman-teman di kesehatan belum dapat hasilnya, sedangkan dinas pangan provinsi, Dinas Perdagangan, Dinas perkebunan dan POM melakukan kunjungan Lapangan namun yang bersangkutan tidak dapat di temukan, sehingga team mengambil kesimpulan apakah beras yang di konsumsi ibu Desi ini Sintetis atau tidak itu belum bisa kita pastikan karena beras tersebut masih uji labor, ” terangnya.
“Pemerintah Kota Bukittinggi juga menghimbau kepada masyarakat belilah beras di tempat langganan dan terpercaya, kemudian kalau ada kecurigaan terhadap peredaran beras palsu ini segera melaporkan ke pemerintah kota Bukittinggi, melalui Dinas Pertanian, ” imbuhnya.
Sementara menurut Hendri, dalam kasus ini cuma ada satu yang sakit dan itu belum jelas apa penyebabnya dan saat ini masih dalam pemeriksaan dan penyelidikan, kita masih menunggu hasil labor menurut keterangan Dinas Pangan hasil Labor ini selama 10 hari.
Baca juga:
Menggali Laba dari Bertani Pala
|
Lebih lanjut Hendri mengatakan, terkait beras yang yang diduga sintetis ini prosesnya adalah diuji, kebetulan beras yang di beli oleh Ibu Desi ini sebanyak 5 Kilo dan 3 Kilo sudah habis, 2 kilo masih ada sementara itu anak dan suaminya juga makan beras tersebut tidak merasa sakit, hanya Buk Desi saja yang mengalami sakit tenggorokan.
Hendri juga menghimbau kepada masyarakat agar jangan ada keraguan mengkonsumsi beras yang berasal dari Bulog maupun beras lokal, karena kondisi sekarang masih disinyalir belum bisa dipastikan. (*, bs).