Bukittinggi--Tokoh masyarakat Yulman Hadi, berharap program memperindah kota Bukittinggi dengan pemasangan Awning di sepanjang Jalan Minangkabau, pasa Ateh, merupakan sebuah terobosan yang patut di apresiasi.
Program itu sebuah langkah maju untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, di samping memperindah wajah kota.
"Rencana itu merupakan langkah maju dan sudah tepat untuk kemajuan sebuah kota. Ini perlu didukung", ujarnya
Yulman Hadi, menyatakan hal itu menjawab pertanyaaan. Rabu 5/10 terkait penolakan sejumlah elemen, khususnya pedagang jalan Minangkabau, terkait dengan program pemerintah kota Bukittinggi yang akan memasang Awning di kawasan jalan Minangkabau.
"Saya melihat, bila program pemerintah itu terealisasi. Rupiah di Bukittinggi akan beredar 24 jam, artinya kota Bukittinggi bukan lagi kota persinggahan, karena pergerakan ekonomi masyarakat berputar siang dan malam", ujar Yulman Hadi.
Ia mengatakan program Pemerintah Bukitinggi itu sudah melalui kajian tehnis yang mendalam.
Tidak ada singgungan hukum bila program Awningisasi dilaksanakan. Justru sebaliknya Pemko Bukittinggi akan bersinggungan dengan hukum apabila awningisasi jalan Minangkabau batal.
"Saya melihat Pemko Bukittinggi akan bersinggungan dengan hukum apabila proyek yang sudah dilelang (tender) itu dibatalkan", katanya mengingatkan.
Yulman Hadi, enggan mengungkapkan aksi tolak Awning Jalan Miangkabau oleh pedagang berbau politik.
"Saya tidak melihat adanya nuansa politis disana. Semua itu dilakukan Pemko Bukittinggi untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat dan keindahan kota", ujarnya.
Penolakan pemasangan awning di sepanjang jalan Minangkabau itu sudah bergulir jauh sebelumnya. Bahkan Jumat 30/9, aksi damai dilakukan warga pedagang yang menolak program pemerintah itu.
Menyusul aksi serupa ke gedung DPRD Bukittinggi 30/10, yang mendesak anggota dewan menghentikan sementara pembangunan Auning di kawasan pasa ateh, sehingga ketua DPRD Bukittinggi Benny Yusrial terpaksa ketok palu penghentian sementara pembangunan awning di jalan Minangkabau.(*).